Viral Bajaj Masuk Solo, Warga Sebut Bikin Kota Semrawut
faktagosip – Kehadiran bajaj di sejumlah ruas jalan Kota Solo mendadak menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Video yang memperlihatkan beberapa unit bajaj berwarna oranye melintas di sekitar kawasan Gladak dan Pasar Kliwon viral sejak Senin (7/10), memunculkan beragam reaksi dari warga. Sebagian menilai kehadiran kendaraan roda tiga itu memberi warna baru, sementara lainnya justru menyebutnya membuat lalu lintas kota menjadi semrawut.
Dalam video yang beredar, tampak tiga unit bajaj berhenti di lampu merah kawasan Slamet Riyadi, menarik perhatian pengguna jalan lain. Beberapa pengendara bahkan mengabadikan momen tersebut, tak menyangka kendaraan khas ibu kota itu kini muncul di kota yang dikenal tertib lalu lintas.
Warga: Suaranya Bising dan Bikin Macet
Sejumlah warga mengaku terganggu dengan kehadiran bajaj yang dinilai menimbulkan suara bising. “Suaranya nyaring banget, bikin kaget pas lewat. Jalannya juga agak zig-zag,” ujar Rizky Pratama, warga Kampung Sewu, saat ditemui Selasa (8/10).
Warga lain, Nita Ayu, menambahkan bahwa ukuran bajaj yang lebih lebar dari sepeda motor membuat jalur padat semakin sulit dilalui. “Di jalan sempit kayak sekitar Pasar Legi itu malah bikin macet. Solo kan jalannya kecil-kecil, harusnya kendaraan seperti ini nggak cocok,” katanya.
Namun, tidak semua berkomentar negatif. Beberapa netizen menilai kehadiran bajaj bisa menjadi alternatif transportasi ramah lingkungan jika dikelola dengan baik. “Kalau nanti dibuat versi listrik seperti di Jakarta, kenapa tidak? Menarik juga lihat bajaj di Solo,” tulis akun @soloinfo di X (Twitter).
Pemerintah Kota Belum Beri Izin Resmi
Menanggapi fenomena tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta menyatakan belum ada izin resmi terkait beroperasinya bajaj di wilayah Solo. Kepala Dishub, Hari Prihatno, mengaku baru mengetahui keberadaan kendaraan tersebut dari laporan warga dan media sosial.
“Kami belum mengeluarkan izin operasional untuk kendaraan jenis bajaj. Kemungkinan besar itu adalah unit uji coba atau kiriman pribadi yang belum terdaftar,” jelas Hari saat konferensi pers, Selasa pagi.
Dishub pun langsung menurunkan petugas untuk menelusuri asal-usul bajaj yang beroperasi. “Kami ingin memastikan apakah kendaraan itu digunakan untuk keperluan pribadi, wisata, atau komersial. Kalau belum memenuhi aturan, tentu akan kami tindak,” tambahnya.
Asal-usul: Bajaj Dikirim untuk Wisata Tematik
Berdasarkan penelusuran sementara, bajaj yang terlihat di Solo ternyata merupakan bagian dari proyek percontohan wisata tematik keliling kota yang digagas oleh komunitas transportasi lokal. Ketua komunitas tersebut, Arif Setyawan, menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan uji coba konsep “Solo City Tour on Bajaj”.
“Kami hanya melakukan uji jalan, belum komersial. Rencananya nanti akan digunakan untuk wisata keliling kawasan budaya seperti Keraton, Loji Gandrung, dan Pasar Gede,” kata Arif. Ia juga menegaskan bahwa semua unit bajaj tersebut didatangkan dari Jakarta dalam kondisi baik dan sudah diservis ulang.
Namun, Arif mengakui bahwa pihaknya belum berkoordinasi penuh dengan Dishub. “Kami akan segera mengurus izin resmi. Tujuannya baik, tapi memang harus sesuai aturan,” ujarnya menambahkan.
Respons Netizen: Antara Nostalgia dan Kekhawatiran
Di media sosial, video bajaj Solo telah ditonton lebih dari 1,2 juta kali hanya dalam 24 jam. Banyak warganet yang menilai kemunculan bajaj membawa nostalgia masa kecil, sementara lainnya khawatir akan ketertiban lalu lintas kota.
“Lucu juga lihat bajaj di Solo, jadi ingat zaman ke Jakarta dulu,” tulis pengguna @rahmasolo. Namun ada pula komentar kritis seperti @bima_seto yang menulis, “Kalau semua orang asal bawa kendaraan tanpa izin, Solo bisa semrawut kayak kota besar lain.”
Dishub Siapkan Regulasi Transportasi Alternatif
Menanggapi reaksi publik, Pemkot Solo berencana membuat regulasi baru terkait transportasi wisata dan kendaraan roda tiga bermotor. “Kami terbuka untuk inovasi, tapi harus ada pengaturan agar tidak menambah kemacetan,” kata Hari Prihatno.
Ia menegaskan, Solo tetap berkomitmen menjaga tata kota yang rapi dan ramah pejalan kaki. “Kita ingin kendaraan alternatif hadir bukan sebagai masalah baru, tapi solusi untuk pariwisata dan mobilitas,” tutupnya.
Kini, masyarakat Solo menanti apakah bajaj akan benar-benar menjadi ikon wisata baru atau sekadar sensasi viral sesaat.
